Kabar Hari Sabtu


Sebenarnya tulisan ini harus dipublish hari sabtu kemarin. Tapi ini sudah hari senin, tidak apalah. Selamat menikmati uneg-uneganku ya guys....

Hari sabtu, hari yang sebenarnya hari paling enak dan paling ditunggu-tunggu oleh sebagian karyawan swasta seperti saya. Hari dimana kita hanya bekerja setengah hari saja, hari dimana kerjaan hanya sedikit saja dibanding dengan hari-hari lainnya. Hari dimana kita ingin cepat-cepat pulang lebih awal dan menikmati liburan di hari minggu besok. Kelihatannya menyenangkan ya di hari sabtu? Tapi bukan masalah ini yang ingin saya share.

Ceritanya tadi pagi saat berdoa sebelum melaksanakan tugas (pekerjaan) ada briefing kecil-kecilan. Isi briefing kecil itulah yang membuat semua saya dan teman-teman saya merasa ciut. Kita sih menyikapinya dengan ekspresi biasa aja, seperti biasa briefing itu 80% berisi kabar buruk bagi karyawan. Bagi saya hal itu sudah menjadi makanan saya sejak pertama kali kerja untuk orang lain dulu.
Isi dari briefing kecil-kecilan itu tentang memorandum dari direktur utama kami yang terbaru. Ada yang tidak tahu memorandum? Kalau di kantor saya memorandum itu sebuah surat sakti yang biasanya berisi informasi dan pengumuman peraturan terbaru dari sang direktur utama. Nah, tadi pagi atasan saya membagikan dan memberitahu kepada bawahannya seperti saya tentang isi memorandum terbaru tersebut. Isinya adalah tentang pelarangan penggunaan Handphone atau yang biasa kita sebut HP di Banking Hall (google it!!).

Kalau dirinci dari dulu sih peraturan tentang hal ini sebenarnya sudah ada. Namun kadar dispensasi dan penggunaannya terbatas. Kata senior saya dulu boleh menggunakan HP di Banking Hall, itu beberapa tahun yang lalu. Kemudian pada saat sudah masuk diperusahaan ini penggunaan HP boleh, tapi dibatasi. Artinya kita boleh menggunakan HP tp hanya sekedar melihat notifikasi atau membalas SMS aja tapi tidak boleh yang terlalu sering seperti anak muda jaman sekarang yang setiap saat setiap waktu melihat layar HP. Dan kalau menerima telepon harus segera pergi ke belakang atau nyari spot yang tidak terlihat CCTV. Tapi kalau kita menggunakan HP terlalu sering dan ketahuan CCTV kita bakalan di kasih surat cinta SP 1 (surat peringatan ke-1). Nah, kalau yang terbaru ini yang menurut saya dan mungkin anda setuju dengan saya yang paling tidak berperikemanusiaan adalah kita tidak boleh menggunakan HP sama sekali di Banking Hall dan kalau kita sampai ketahuan atasan kita bakalan langsung di kasih surat nikah SP 3, Afgan banget nggak tuh??
Saya pribadi sebenarnya keberatan akan hal ini. Saya mempunyai alasan untuk menyatakan keberatan akan hal ini dan semoga alasan saya masuk akal bagi kamu yang membacanya:

  • Terlalu berlebihan
Mengapa saya sebut berlebihan? Karena menggunakan HP disaat jam operasional tidak akan mengganggu pekerjaan selama tidak terlalu sering menggunakannya. Kita bekerja di tempat yang tidak terlalu ramai dan padat seperti di bank-bank umum, kadang dalam sehari malah tidak ada transaksi. Kalau alasan menganggu jam operasional dan nasabah itu adalah salah besar menurut saya. Saya rasa semua yang bekerja ditempat saya sudah dewasa semua, malah kebanyakan umurnya diatas saya. Kita bisa mengatur ego dan mengatur diri masing-masing tidak perlu dibuat peraturan yang berlebihan seperti ini.
  • Tidak masuk akal
Sebelum ada aturan pelarangan menggunakan HP, kita sebenarnya sudah ada aturan yang jelas. Penggunaan HP boleh asal jangan terlalu sering, kalau terlalu sering kita akan dikasih surat cinta SP 1. Terus, atas dasar apa pelarangan ini diberlakukan?
  • Konyol
Peraturan ini menurut saya dalah peraturan yang konyol. Karena saya merasa seperti bekerja di mall-mall atau modern store. Mereka dikasih aturan dilarang menggunakan HP saat bekerja wajar, soalnya ditempat mereka bekerja sangat ramai seperti pasar. Bisa-bisa kalau mereka membawa HP malah di copet sama pengunjungnya lol. Nah, kalau di Bank? Apa yang ditakutkan dengan membawa HP? Takut ada karyawan yang menjadi BIN? Lol. Kemarin saya melihat di bank yang rame dan lebih besar ini saja boleh. :D

Mungkin itu adalah sebagian kecil alasan saya merasa keberatan akan aturan baru ini, alasan lainnya saya simpan dalam hati saja tidak perlu saya share kepada kamu. Saya harus merasa legowo dalam menjalankan pekerjaan saya, demi keselamatan dan kesehatan dalam bekerja. Maklum saja, kita kerja masih ikut orang lain dan orang itu bolehlah membuat aturan yang bertentangan dengan karyawannya. Tapi alangkah baiknya atasan itu sebelum membuat keputusan harus mendengarkan suara dari bawahannya biar terjadi aturan yang tidak terkesan “semena-mena”.

Cukup segitu aja uneg-unegan saya pagi ini. Keep be good, be cool and be better. Yihaaaa!!!!

Comments

Popular Posts